Sabtu, 07 April 2012



TUGAS PENULISAN BERITA (1)





Jakarta - Presiden SBY akhirnya memberikan pernyataan resmi terkait hubungan Indonesia dan Malaysia yang memanas. Insiden yang terjadi karena penahanan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam insiden ini SBY lebih memilih cara diplomasi damai daripada angkat senjata atau perang. Presiden SBY juga menginkan agar ketiga petugas tersebut segera dikembalikan dengan selamat dan insiden ini dapat diselesaikan secara tuntas.
Hubungan Indonesia dan Malaysia sedang diuji lagi, namun saat ini insiden yang terjadi karena penahanan tiga orang petugas Kementrian Kelautan dan Perikanan di Pulau Bintan  (13/08) .”Terhadap insiden ini, kita semua sangat prihatin, dan saya ingin agar masalah ini segera diselesaikan secara tuntas, mengutamakan langkah-langkah diplomasi," ujar Presiden SBY .  Dengan adanya insiden ini Presiden menyatakan, “ Saya ingin memberikan penjelasan tentang duduk persoalan yang sesungguhnya, dan langkah- langkah tindakan yang diambil oleh pemerintah”.
Untuk menindaklanjuti insiden penangkapan tiga petugas KKP Kepulauan Riau oleh Polis Maritim Diraja Malaysia di perairan Pulau Bintan, SBY sudah memberikan instruksi ke aparat terkait. "Pertama, saya minta agar ketiga petugas KKP segera dikembalikan dalam keadaan selamat. Kedua, saya juga memerintahkan untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden tersebut, selanjutnya yang ketiga  Menko Polhukam dan Menteri Luar Negeri melakukan tindakan-tindakan cepat, untuk mengelola penanganan insiden tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan ", tegas SBY.
Permasalah ini, menurut SBY, harus diselesaikan dengan cepat, tegas, dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasional. Namun tetap tidak ada kompromi kalau sudah menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI. "Memelihara hubungan baik dengan Negara sahabat, apalagi dengan Malaysia, sangat penting. Tetapi, tentu kita tidak bisa mengkompromikan kepentingan nasional, apalagi jika menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI," tandasnya.
Dalam insiden ini Presiden SBY mengirim surat kepada Perdana Menteri Malaysia, yang isinya bahwa keprihatinan yang mendalam atas kejadian ini. Presiden juga mengharapkan agar perundingan batas maritim dapat dipercepat dan dituntaskan agar insiden sperti ini tidak terulang lagi. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri telah memanggil Duta Besar Malaysia di Jakarta untuk menyampaikan nota protes tandas SBY. Dengan komuniaksi intensif antara Menteri Luar Negeri dengan Duta Besar Malaysia perkembangannya, alhamdulillah, ketiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan itu kini telah kembali ke tanah air kata SBY.
Dengan adanya informasi bahwa ketiga petugas KKP(Kementerian Kelautan dan Perikannan) mendapat perlakuan tidak baik, pemerintah Indonesia meminta penjelasan atau kebenran tentang informasi tersebut. Melalui jalur diplomasi, pemerintah mendapatkan informasi bahwa pemerintah Malaysia sedang melakukan investigasi atas masalah yang dialami tiga petugas KKP tersebut.
Belajar dari pengalaman ini Presiden mengharapkan agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Presiden menegaskan, upaya yang harus dilakukan agar perundingan batas wilayah darat dan batas wilayah maritim, termasuk di wilayah selat Singapura, dan perairan Sulawesi, atau perairan Ambalat agar diselesaikan secara tuntas dan cepat,  serta melakukan bentuk-bentuk koordinasi dan kerjasama di antara kedua belah pihak, dengan semangat untuk tetap memelihara hubungan baik kedua bangsa.
Presidem  SBYmengatakan "Ke depan dalam hubungan antar bangsa yang lebih luas, kita harus terus menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah kita, dan terus membangun diri menjadi negara yang maju, sejahtera, dan bermartabat, dengan tetap menjaga hubungan baik dan kerjasama dengan negara-negara sahabat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar